Kumpulan Perbedaan Pendapat Para Madzhab BAGIAN 2

Posted by Quzwini Al-mughni Rabu, 22 Februari 2012 0 komentar
Sebelumnya saya memposting Perbedaan Madzhab bagian 1 sekarang ane anjutkan postingan ke bagian 2

Kemudian tibalah masa TABI’IN, yaitu masa orang – orang yang berjumpa (berguru) kepada para Sahabat. Orang – orang ini ( Tabi’in) tidak berjumpa dengan Nabi Muhammad SAW.
Para Tabi’in aktif sekali, selain mempelajari bermacam – macam ilmu Agama merekapun menerima Hadist – hadist Nabi dari para Sahabat.
Masa Tabi’in ini bisa dikatakan dari tahun 70 H s/d 130 H kira – kira 60 tahun. Tabi’in juga terbagi atas dua bagian :
Pemangku Hadist saja ( RAWI)
Selain pemangku Hadist, mereka juga memberikan fatwa menjadi ( Qodhi, mufti,dan muballigh )
Diantara para Tabi’in ini ada seorang Ulama Besar di Kuffah ( ‘Iraq ) bernama NU’MAN BIN TSABIT( Lahir 80 H – 150 H ). Beliau berasal dari Persia kemudian menetap di Kuffah dekat Baghdad. Beliau ini seorang Ulama Besar sehingga derajat keilmuannya sampai derajat MUJTAHID MUTHLAQ ( Mujtahid Penuh ) sehingga Istinbath ( menggali hukum – hukum langsung dari Al-Qur’an dan Hadist) dan kemudia beliau menjadi Imam Mujtahid yang di sebut
MADZHAB ABU HANIFAH. Beliau berjumpa hanya dengan 7 orang sahabat Nabi yaitu :
Anas bin Malik ;
Abdullah bin Harist ;
Abdullah bin ‘Aufa ;
Wasnilan bin Al-Asda ;
Maaqil bin Yasar ;
Abdullah bin Anis ;
dan Abu Tufail.



3


Pada waktu yang hampir bersamaan, muncul pula di Madinnah seorang Ulama Besar dalam Ilmu Fiqih yitu Malik bin Anas, pembangun MADZHAB MALIKI ( Lahir 93 H – Wafat 179 H ) -+ 86 tahun. Beliau hidup pada Zaman Tabi’in dan Tabi’ittabi’in. Dan sebelum menjadi Imam Mujtahid beliau telah hafal 100 Ribu Hadist yang dikumpulkan dari guru – gurunya. Perbedaan umur beliau dengan Imam Hanafi selisih 13 tahun lebih tua Imam Hanafi.
Pada zaman Imam Maliki muncul pula di Mekkah seorang Tabi’ittabi’in yaitu Muhammad bin Idris pembangun Madzhab Syafi’i. Imam Syafi’i sebagaimana di maklumi adalah seorang yang sering berpindah – pindah tempat tinggal dari satu negeri kenegeri lain.
Beliau tinggal di Makkah dan bergaul dengan Tabi’in kemudian pindah ke Madinah dan bergaul dengan seluruh Tabi’in, kemudian pindah ke Yaman, ‘Iraq, Persia kembali ke Makkah dari sini pindah lagi ke Madinah dan akhirnya ke Mesir.
Perlu diketahui bahwa perpindahan beliau ini bukanlah untuk berniaga atau untuk turis melainkan untuk mencari ilmu ( mencari hadist – hadist Nabi untuk pengetahuan agama). Jadi tidak heran apabila Imam Syafi’i lebih banyak mendapatkan Hadist dari Tabi’in yang lain melebihi apa yang didapat oleh Imam Maliki dan Hanafi. Ilmu beliaupun lebih banyak dari kedua Imam tersebut, karena lebih banyak mendengar, melihat dan bergaul dengan bangsa – bangsa lain selain bangsa arab ( Turki, Persia dll).

Pada tahun 164 Hijriyah, lahir di Baghdad ( ‘Iraq ) seorang yang bernama Ahmad bin Hambal. Beliau lebih muda 14 tahun dari Imam Syafi’i. Beliau wafat pada tahun 214 H.
Orang mempelajari riwayat hidup beliau, akan kagum dengan ke ‘aliman, ketqwaan, ketabahan dan kezuhudannya.
Beliau berguru kepada Tabi’in belajar Ilmu tafsir, hadist, tasawwuf dan lain-lainnya, termasuk berguru kepada Imam Syafi’i ketika di Baghdad.

0 komentar:

Posting Komentar

Kalo berguna berkomentarlah sobat, atupun komplen silahkan tentang blog ini, blog ini masih dalam pembelajaran...

coment